Kamis, 01 Januari 2015

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN AGREGAT HALUS

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN


BAB I
PERCOBAAN I-A
KANDUNGAN LUMPUR DALAM AGREGAT HALUS

A.    LATAR BELAKANG
Kandungan lumpur adalah lumpur yang terkandung dalam agregat halus, dimana lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Dalam percobaan kandungan lumpur agregat halus dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kocokan dan cara cucian.

B.     MAKSUD DAN TUJUAN
1.      Menerangkan prosedur pelaksanaannya.
2.      Menentukan banyaknya kandungan butir lebih kecil dari 50 micron (lumpur) yang terdapat dalam agregat halus.

C.    ALAT DAN BAHAN
  1. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
  2. Bejana gelas diameter 10 cm, tinggi 20 cm, 1 buah
  3. Pengaduk dari kayu
  4. Cawan
  5. Oven
  6. Pasir kering 2 jenis
  7. Air

D.    PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN
Berdasarkan SNI 03-4141-1996
1.        Menimbang pasir kering ± 200 gram (kering oven).
2.        Pasir ± 200 gram dimasukkan ke dalam bejana gelas diameter 10 cm setinggi 20 cm.
3.        Lalu menuangkan air ke dalam bejana gelas sampai pasir jenuh air, dan air mencapai ketinggian ± 12 cm di atas permukaan pasir.
4.        Kemudian diaduk perlahan-lahan sampai keruh, dan didiamkan selama ± 1 menit.
5.        Air dibuang perlahan-lahan dari bejana sampai air tinggal setengahnya (cara menuangnya harus sedemikian rupa sehingga pasir tidak ikut terbuang).
6.        Penambahan air bersih diulangi sampai setinggi ± 12 cm di atas permukaan pasir.
7.        Kemudian diaduk perlahan-lahan sampai keruh diamkan selama ± 1 menit.
8.        Air dituang atau dibuang dari bejana sampai air tinggal setengahnya.
9.        Pencucian dilakukan berkali kali sehingga air menjadi tetap jernih setelah diaduk.
10.    Sisa contoh pasir yang telah dicuci dipanaskan dalam oven sampai kering. Setelah kering dan dingin pasir ditimbang dengan teliti.
11.    Selisih berat semula dengan berat setelah dicuci adalah bagian yang hilang (kandungan lumpur atau butiran <50 micron).
12.    Percobaan dilakukaan 2 kali, kemudian dihitung hasil rata-ratanya.

E.     HASIL PERCOBAAN
·      Percobaan 1
a.  Berat Pasir mula – mula         = 200 gram
b.  Berat Pasir setelah dicuci       = 194 gram
c.  Berat Lumpur                         = 6 gram
·      Percobaan 2
a.  Berat Pasir mula – mula         = 200 gram
b.  Berat Pasir setelah dicuci       = 196 gram
c.  Berat Lumpur                         = 4 gram


F.   SYARAT DAN KETENTUAN
      PBI 1971 N.I-2  (pasal 3.3 ayat 3 Agregat Halus (Pasir)).
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian – bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kandungan lumpur melampaui 5%, maka agregat halus harus dicuci.

G.    PEMBAHASAN
20141117_084234.jpg
 



Air
 





 Pasir
 



a.       Percobaan 1
Berat pasir mula - mula                 =          200      gr
Berat pasir setelah dicuci              =          194      gr
Berat lumpur                                 =          6          gr
Jadi kandungan lumpur                 =         
b.      Percobaan 2
Berat pasir semula                         =          200      gr
Berat setelah dicuci                       =          196      gr
Berat lumpur                                 =          4          gr
Jadi kandungan lumpur                 =              
c.       Rata – rata kandungan lumpur      =         

H.    KESIMPULAN
Rata-rata kandungan lumpur dengan pencucian hasilnya sebesar 2.5 %. Nilai ini memenuhi syarat PBI 1971 N.I-2  (pasal 3.3 ayat 3 Agregat Halus (Pasir)) yaitu agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa agregat halus ini memenuhi persyaratan bahan bangunan yang  baik untuk digunakan sebagai bahan kontruksi

I.       SARAN
a.       Dalam percobaan kandungan lumpur dengan pencucian harus dilakukan dengan hati-hati agar pasir tidak ikut hilang.
b.      Untuk kandungan lumpur yang melebihi batas yang diijinkan yaitu >5%, dapat digunakan untuk dasar paving block (untuk meratakan tanah) atau pasir tersebut dicampur dengan  mutu pasir yang bagus hingga menaikkan mutu pasir yang memenuhi standar PBI 1971 N.I-2 (pasal 3.3 ayat 3 Agregat Halus (Pasir)), atau pasir tersebut dicuci dahulu agar kandungan lumpur hilang.
c.       Jika kandungan lumpur < 5% dapat digunakan untuk bahan konstruksi.

J.      LAMPIRAN
1.      Data pemeriksaan pasir
2.      Gambar gelas ukur
3.      Gambar timbangan
4.      Gambar oven
5.      Gambar Cawan
6.      Gambar percobaan lumpur

K.    DAFTAR PUSTAKA
SNI 03-4141-1996
PBI 1971 N.1-2 (pasal 3.3 ayat 3)



PERCOBAAN I-B
ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS

LATAR BELAKANG

Agregat halus adalah agregat yang memiliki butiran dengan diameter terbesar 4,75mm. Modulus kehalusan adalah jumlah persen tertinggal kumulatif pada tiap-tiap ayakan yang diameter lubangnya berbanding dua kali lipat, dimulai dari ayakan berukuran lubang 0,15 mm, dibagi dengan 100.


MAKSUD DAN TUJUAN

1.      Mengetahui gradasi kehalusan pasir.
2.      Menentukan modulus kehalusan pasir.

ALAT DAN BAHAN

1.      Satu set saringan untuk agregat halus terdiri atas :
Ø9,52 mm ; Ø4,76 mm ;Ø2,36 mm ; Ø1,18 mm ; Ø0,6mm ; Ø 0,25 mm ; Ø0,15 mm ;Ø0,074 mm, dan pan.
2.      Pasir yang sudah kering dari oven sebanyak 1000 gram.
3.      Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
4.      Sikat atau kuas.
5.      Cawan.
6.      Mesin pengguncang saringan / mesin vibrator.
7.      Oven.
8.      Stopwatch.

PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN

1.      Menyiapkan pasir kering yang telah dioven sebanyak 1000 gram sebagai ukuran berat.
2.      Kemudian susun saringan secara urut, diameter terbesar di atas dan diameter yang lebih kecil di bawah.
3.      Pasir kemudian dituangkan ke dalam saringan paling atas, penyaringan dilakukan dengan menggoyangkan saringan selama 10 menit dengan mesin vibrator.
4.      Lalu didiamkan selama 5 menit setelah proses penggoyangan selesai, hal ini dimaksud agar debu-debu yang ada dalam saringan mengendap..
5.      Penyaringan dilakukan dengan teliti (maksimum kehilangan berat yang diijinkan sebanyak 1% dari berat semula).
6.      Sisa pasir masing-masing saringan di atas ditimbang dengan ketelitian 1 gram.
7.      Selanjutnya mencatat hasil percobaan saringan dalam daftar.
8.      Percobaan diulangi lagi untuk yang kedua kalinya.


HASIL PERCOBAAN

Tabel I-B.1. Analisa saringan.
DIAMETER SARINGAN (mm)
SISA DIATAS SARINGAN
JUMLAH SISA KUMULATIF
JUMLAH YANG LOLOS (%)
Saringan I (gram)
Saringan II (gram)
Rata-Rata
Gram
%
9,25
0
0
0
0
0,00
100,00
4,76
10
10
10
1,01
1,01
98,99
2,36
60
100
80
8,04
9,05
90,95
1,18
120
150
135
13,57
22,61
77,39
0,6
220
220
220
22,11
44,72
55,28
0,25
260
240
250
25,13
69,85
30,15
0.15
150
140
145
14,57
84,42
15,58
0.074
128
106
117
11,76
96,18
3,82
0
48
28
38
3,82
100,00
0,00
Jumlah
996
994
995
100,00

Contoh perhitungan (pada saringan diameter 2,36 mm) :
Ø  Perhitungan rata-rata berat                 
Ø  Perhitungan rata-rata persentase
Ø  Perhitungan jumlah persentase yang lolos
100,00% -1,01%-8,04% = 90,95%
Ø  Perhitungan jumlah persentase sisa kumulatif
100%-90,95% = 9,05%
Modulus kehalusan butir (FM)        
= 2,32



Tabel I-B.2. Analisa saringan menurut PBI 1971 N.1-2 pasal 3.3 ayat 5.
SISA DI ATAS SARINGAN
SYARAT PBI 1971
HASIL PERCOBAAN
KESIMPULAN
4 mm
min 2 % berat
1,01
Tidak Memenuhi
1 mm
min 10 % berat
22,61
Memenuhi
0,25 mm
antara 80-90 %
69,85
Tidak Memenuhi

Berat rata-rata awal                       = 1000 gram
Berat rata-rata setelah disaring     = 995 gram
Kehilangan berat rata-rata             = 5 gram
Persentase kehilangan berat          = x 100 % = 0,5 %

SYARAT DAN KETENTUAN

Menurut PBI 1971 N 1-2 (pasal 3.3 AGREGAT HALUS (PASIR))
v  Pasal 3.3 ayat 2
Pasir halus terdiri dari butiran yang tajam dan keras serta sifatnya kekal, artinya tidak pecah atau tidak hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari, kelembaban, hujan dan perubahan suhu udara.
v  Pasal 3.3 ayat 3
Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (maksudnya bagian yang lolos melalui saringan 0,074 mm). Apabila kadar lumpur dalam pasir melebihi 5 %, maka pasir harus dicuci dahulu sebelum digunakan sebagai bahan bangunan.
v  Pasal 3.3 ayat 5
Pasir halus terdiri dari butiran ayakan yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat (1), harus memenuhi syarat sebagi berikut :
a.  Sisa di atas ayakan diameter 4 mm, minimal 2 % berat.
b. Sisa di atas ayakan diameter 1 mm, minimal 10 % berat.
c.  Sisa di atas ayakan diameter 0,25 mm, harus berkisar antara 80 % sampai dengan 90 % berat.
2.      Menurut ASTM C33-03
v  Pasal 6.1
Analisa agregat halus harus di nilai dalam batas – batas sebagai berikut :
Saringan ( Spesifikasi E 11 )
Persen Lolos
9,5 mm (3/8-in.)
100
4,75 mm (No. 4)
95-100
2,36 mm (No. 8)
80-100
1.18 mm (No. 16)
50-85
600-m (No. 30)
25-60
300-m (No. 50)
10-30
150-m (No. 100)
2-10

3.      Menurut PUBI 1970 N.I-3 (pasal 14 PASIR)
Tabel derajat kehalusan pasir
Jenis pasir
Modulus kehalusan
Sisa pada saringan 0,063 mm
Sangat kasar
3,6
75 – 80 %
Kasar
2,5 – 3,5
50 – 75 %
Sedang
2,0 – 2,4
35 – 50%
Halus
1,6 – 1,9
25 – 35 %
Sangat halus
1,1 – 1,5
7 – 20 %

PEMBAHASAN

4.75

 
2.36
 
1.18

 
0.6

 
0.25

 
0.15

 
0.075

 
0.00

 
 










1.      Dalam pengujian pasir Muntilan digunakan susunan ayakan dengan urutan
Ø9,52 mm ; Ø4,76 mm ;Ø2,36 mm ; Ø1,18 mm ; Ø0,6mm ; Ø 0,25 mm ; Ø0,15 mm ;Ø0,047 mm, dan pan.
2.      Pada percobaan di atas persentase jumlah pasir terbanyak sebesar 25,13% pada saringan berdiameter 0,25mm dan persentase terbanyak kedua adalan 22,11 % pada saringan berdiameter 0,6mm.
3.      Persentase kehilangan berat sebesar 0,5 % dari berat awal, angka tersebut di dapat dengan cara membagi selisih berat awal dengan berat setelah disaring dengan berat awal lalu dikalikan 100%.
4.      Modulus kehalusan pasir (FM) adalah bilangan yang menunjukkan derajat kehalusan pasir. Pada percobaan ini FM nya adalah 2,32.



KESIMPULAN

  1. Pasir ini memiliki butiran ayakan yang beraneka ragam besarnya, tetapi tidak memenuhi persyaratan sisa pasir di atas  ayakan menurut PBI 1971 N 1-2 pasal 3.3 ayat 5.
  2. Modulus kehalusan (FM) pada percobaan ini adalah 2,32. Hasil ini sesuai dengan syarat agregat halus menurut CDR-C 104.80 pasal 3.1 yaitu nilai dari modulus kehalusan (FM) untuk agregat halus secara umum berada di antara 2,00-4,00.
  3. Modulus kehalusan pada percobaan ini adalah 2,32. Sehingga dikategorikan sebagai pasir sedang menurut PUBI N.1-3 1970 pasal 14.
  4. Pada saringan 0,25 – 9,52 agregat halus memenuhi standart ASTM C 33-03 pasal 6.1 karena grafik tersebut diantara batas atas dan batas bawah. Akan tetapi, pada saringan 0,075-0,25 agregat halus tidak memenuhi standart ASTM C 33-03 pasal 6.1 karena grafik keluar dari batas yang ditentukan sehingga agregat disaringan 0,075-0,25 terlalu halus.

SARAN

Untuk menjaga mutu pasir baik kandungan fisik maupun kimiannya agar tetap stabil, sebaiknya pasir disimpan di tempat yang tidak lembab atau kering.
Untuk pasir dengan gradasi halus, dapat digunakan untuk dasar paving block (untuk meratakan tanah) atau pasir tersebut dicampur dengan mutu pasir yang bagus hingga menaikkan mutu pasir yang memenuhi standar PBI 1971 N.1-2.

LAMPIRAN

Data analisa saringan agregat halus.
Grafik Pembagian butir agregat halus.
Gambar mesin pengguncang saringan.
Gambar cawan
Gambar saringan
Gambar timbangan

DAFTAR PUSTAKA

PBI 1971 N. 1-2 (Pasal 3.3 ayat 5)
ASTM C33-03 (Pasal 6.1 dan 6.2)
SNI 03-6819-2002
CDR-C 104-80



PERCOBAAN I-C
KADAR AIR ASLI DAN KADAR AIR SSD (ABSORBSI) DALAM
AGREGAT HALUS

A.    LATAR BELAKANG
Kadar air asli dan SSD merupakan perbandingan antara berat air dalam pasir kondisi asli dan SSD dengan berat pasir kondisi asli yang dinyatakan dalam persentase. SSD adalah perbandingan pada agregat dimana tidak terdapat air pada permukaannya tetapi pada rongganya terisi oleh air sehingga tidak mengakibatkan penambahan maupun pengurangan kadar air dalam beton.

B.     MAKSUD DAN TUJUAN
1.      Mengetahui penyerapan air agregat halus.
2.      Menentukan persentase air yang terkandung dalam agregat halus, dalam hal ini agregat yang digunakan sebagai bahan percobaan meliputi kadar air asli agregat halus dan kadar air SSD agregat halus.

C.    ALAT DAN BAHAN
1.      Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
2.      Oven pengering
3.      Cawan
4.      Kerucut terpancung
5.      Penumbuk
6.      Agregat halus kondisi kadar air asli dan kadar air SSD masing-masing 500 gram.

D.    PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN
1.      Penentuan SSD agregat halus
a.       Pertama, membuat campuran agregat halus kering (setelah dioven) yang ditambah air bersih, kemudian benda uji dimasukkan dalam kerucut terpancung dengan ditumbuk 10 kali tiap sepertiga bagian yang telah terisi.
b.      Kerucut dibersihkan dari agregat yang diluar cetakan kerucut, kemudian angkat kerucut terpancung dengan arah vertikal dan periksa hasil cetakan.



Kering                            SSD                               Basah      
                      Kering                      SSD                               Basah
c.       Hasil cetakan menunjukan pasir dalam keadaan SSD, jika penurunannya tidak terlalu besar atau kecil. Jika keadaan terlalu basah maka keringkan bahan uji dan jika keadaan terlalu kering tambahkan air.

2.      Cara kerja untuk pengujian agregat halus kadar air asli dan SSD :
Berdasarkan : SNI 03-1971-1990
a.       Pertama, meletakkan cawan di atas timbangan yang terlebih dahulu skala yang terlihat diatur pada posisi angka nol.
b.      Memasukkan benda uji ke dalam cawan dan menimbang beratnya (W1)
c.       Kemudian benda uji berikut cawannya dikeringkan dalam oven dengan suhu sebesar 110±5 oC sampai benda uji tetap.
d.      Menimbang berat benda uji dengan prosedur penimbangan yang sama dengan sebelumnya (W2).
e.       Selanjutnya menghitung kadar air agregat halus
f.       Kadar Air = X 100 %

E.     HASIL PERCOBAAN
Melalui hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui agregat halus berupa:
1.      Agregat halus berkadar air asli pada percobaan sebanyak 500 gram, mempunyai nilai
a.       Berat kering rata-rata                                      = 470 gram
b.      Kadar air asli                                                   = 6 %
2.      Agregat halus berkadar air SSD pada percobaan sebanyak 500 gram, mempunyai nilai
a.       Berat kering rata-rata                                      = 487,5 gram
b.      Kadar air SSD                                                 = 2,5 %


F.     SYARAT DAN KETENTUAN
1.      Menurut Revisi SNI 03-1737-1989 pasal 5.1.1 A ayat 5 yang berbunyi “Penyerapan air oleh agregat maksimum 3%.”



G.    PEMBAHASAN










1.      Data
a.       Agregat halus dengan benda uji pasir berkadar air asli
·         Benda uji 1)           = W1     = 500 gram
·         Berat Kering 1)     = W2    = 460 gram
·         Benda uji 2)           = W1    = 500 gram
·         Berat kering 2)      = W2     = 480 gram
b.      Agregat halus dengan benda uji pasir berkadar air SSD
·         Benda uji 1)          = W1     = 500 gram
·         Berat Kering 1)     = W2    = 495 gram
·         Benda uji 2)          = W1    = 500 gram
·         Berat kering 2)      = W2     = 480 gram

2.      Pengolahan Data
a.       Agregat halus dengan benda uji pasir berkadar air asli
·         Berat kering rata-rata       = berat rata-rata W2
                                         =
                                         =                       
                                         = 470 gram
·         Berat air                            = (500 – 470 ) gram
                                         = 30 gram
·         Kadar air asli                    =  x 100%
                                               = 6 %
b.      Agregat halus dengan benda uji pasir berkadar air SSD
·         Berat kering rata-rata        = berat rata-rata W2
                                                     =
                                                     =                      
                                         = 487,5 gram
·         Berat air                             = (500 – 487,5 ) gram
                                                = 12,5 gram
·         Kadar air SSD                   =  x 100%
                                                            = 2,5 %

H.    KESIMPULAN
Dari hasil percobaan agregat halus kadar air asli dan agregat halus kadar air SSD diperoleh kesimpulan :
1.      Kadar air asli agregat halus pada percobaan adalah 6%
2.      Kadar air SSD agregat halus pada percobaan adalah 2,5%
Agregat halus dalam keadaan kadar air asli lebih besar dari agregat halus kadar air SSD, karena agregat halus kadar air asli terkena air hujan sesaat sebelum praktikan melakukan praktikum.

I.       SARAN
1.      Agar kadar air yang terkandung dalam agregat halus sesuai dengan syarat bahan bangunan, maka agregat halus perlu disimpan. Penyimpanan agregat halus dilakukan pada ruangan tertutup maupun terbuka. Apabila penyimpanannya dilakukan dalam ruangan terbuka, maka agregat halus harus dilindungi dari air hujan yang dapat meningkatkan kadar air dalam agregat.

2.      Agregat halus yang baik untuk bahan bangunan adalah agregat halus yang memenuhi persyaratan. Agregat halus yang terlalu kering, sebaiknya ditambahkan air secukupnya hingga mencapai kadar air yang sesuai dengan persyaratan. Apabila agregat halus terlalu basah, maka sebelum digunakan sebagai bahan bangunan, agregat halus tersebut harus dikeringkan hingga mencapai batas kadar air yang ditentukan agar dapat digunakan sebagai bahan bangunan.



J.      LAMPIRAN
1.      Data analisis agregat halus.
2.      Gambar timbangan.
3.      Gambar cawan.
4.      Gambar oven pengering.
5.      Gambar Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
6.      Gambar Kerucut terpancung dan Penumbuk



K.    DAFTAR PUSTAKA
SNI 03 – 1971 - 1990
Revisi SNI 03-1737-1989 pasal 5.1.1 A ayat (5)



PERCOBAAN I-D
BERAT JENIS DAN BERAT ISI AGREGAT HALUS

  1. LATAR BELAKANG
Berat jenis merupakan perbandiangan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni dalam volume yang sama.

  1. MAKSUD DAN TUJUAN
1.      Memberikan penjelasan mengenai prosedur pelaksanaan percobaan.
2.      Menentukan berat isi asli dan berat isi SSD (absorbsi) pada agregat halus.
3.      Dapat menentukan berat jenis agregat halus.

  1.  ALAT DAN BAHAN
1.      Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
2.      Cawan
3.      Silinder berlubang
4.      Batang besi diameter 16 mm dan panjang 60 cm
5.      Agregat halus kondisi asli dan SSD (absorbsi) masing-masing 1000 gram
6.      Kerucut terpancung
7.      Bejana gelas
8.      Air bersih

D.    PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN
1.       Pengujian SSD agregat halus
a.       Pertama, membuat campuran agregat halus kering (yang telah dioven) yang ditambah air bersih, kemudian benda uji dimasukkan ke dalam kerucut terpancung lalu ditumbuk 10 kali tiap lapisan untuk tiga lapisan pengisiannya.
b.      Kerucut dibersihkan dari butiran agregat yang di luar cetakan, kemudian cetakan diangkat secara vertikal dan hasil cetakan tersebut diperiksa.



      Kering                            SSD                               Basah          
      Kering                            SSD                               Basah          
c.       Hasil cetakan menunjukkan pasir dalam keadaan SSD, jika penurunannya tidak terlalu besar/kecil. Jika agregat dalam keadaan basah maka perlu dikeringkan, dan sebaliknya jika agregat dalam keadaan kering maka ditambahkan air.

2.       Cara kerja untuk pengujian berat isi agregat halus asli dan agregat halus SSD (absorbsi).
Berdasarkan: SNI 03-4804-1998
a.        Masukkan agregat halus kedalam silinder  berlubang hingga sepertiga bagian.
b.        Tumbuk dengan batang besi sebanyak 25 kali.
c.        Masukkan lagi dua pertiga bagian lalu tumbuk lagi dengan batang besi sebanyak 25 kali.
d.       Masukkan lagi pasir hingga penuh lalu tumbuk lagi dengan batang besi sebanyak 25 kali.
e.        Ratakan permukaan dengan batang besi.
f.         Timbang berat pasir yang ada dalam silinder.
g.        Berat isi = berat pasir dibagi dengan volume silinder.
h.        Untuk berat gembur tidak ditumbuk dengan batang besi, tetapi hanya diketukkan ke tanah sebanyak 25 kali.

3.      Cara kerja untuk pengujian berat jenis agregat halus dengan kondisi agregat halus asli dan agregat halus SSD (absorbsi).
a.         Menimbang agregat halus dalam kondisi kadar air asli dan dalam kondisi kadar air SSD, masing-masing sebesar 500 gr (A) dan memasukkan ke dalam picnometer/gelas ukur.
b.         Menimbang air 500 mL (B)
c.         Memasukkan air bersih mencapai 90% isi picnometer, memutar sambil   mengguncang sampai tidak terlihat gelembung udara di dalamnya.
d.        Menambahkan air sampai pada tanda batas 500 mL.
e.         Menimbang picnometer berisi air dan benda uji (C).

E.      HASIL PERCOBAAN
1.      Berat Isi
a.       Agregat halus berkadar air asli
o  Berat isi pada keadaan gembur            = 1,496 kg/dm3
o  Berat isi pada keadaan padat               = 1,781 kg/dm3         
b.      Agregat halus berkadar air SSD (absorbsi)
o  Berat isi pada keadaan gembur            = 1,496 kg/dm3
o  Berat isi pada keadaan padat               = 1,781 kg/dm3

2.      Berat Jenis
a.       Data percobaan untuk agregat halus dalam kondisi kadar air asli
o     Berat contoh                       A         = 1) 500 gr      2) 500 gr
o     Berat air 500 mL                 B         = 1) 460 gr      2) 460 gr
o       Berat contoh dalam air    C         = 1) 780 gr      2) 780 gr
b.      Data percobaan untuk agregat halus dalam kondisi kadar air SSD
o   Berat contoh                       A         = 1) 500 gr      2) 500 gr
o   Berat air 500 mL                 B         = 1) 460 gr      2) 460 gr
o   Berat contoh dalam air        C         = 1) 79 0 gr      2) 780 gr


  1. SYARAT DAN KETENTUAN
1.      Menurut Revisi SNI 03-1737-1989” pasal 5.1.1 A ayat (6)
Berat jenis ( bulk specific gravity ) agregat kasar dan agregat halus minimum 2,5 dan perbedannya tidak boleh lebih dari 0,2.
  1. 20141117_084556.jpgPEMBAHASAN










a.       Berat Isi
Untuk menghitung berat isi pasir berkadar air asli dan berat isi pasir berkadar air SSD (absorbsi) dapat dilakukan dengan cara memasukkan benda uji ke dalam tabung besi dalam keadaan gembur dan padat.
Dengan cara itu kita menghitung sendiri berat dari agregat serta volume tabung yang dapat juga menunjukkan volume dari agregat itu sendiri. Untuk keadaan padat, pasir dipadatkan dengan menggunakan batang besi diameter 16 mm, panjang 60 cm sebanyak 25 kali disetiap sepertiga lapisannya.

1)      Berat isi pasir berkadar air asli 
·         gembur         = 42200 gr       : 2941.67cm3   = 1,496 kg/dm3
·         padat                        = 5130 gr         : 2941.67cm3    = 1,743 kg/dm3
2)      Berat isi pasir berkadar air SSD (absorbsi)
·         gembur         = 4400gr          : 2941.67cm3   = 1,496 kg/dm3
·         padat                        = 5240 gr         : 2941.67cm3    = 1,781 kg/dm3

b.      Berat Jenis
Berat jenis agregat halus adalah massa padat agregat di udara dibagi massa air dengan volume sama dan pada suhu sama (ACI EI-3, Agregate for Concrete: 3.2.1 Definition).
1)      Pengolahan Data Percobaan Berat Jenis untuk Agregat Halus dalam Kondisi Kadar Air Asli
·         Berat contoh                                    A         = 1) 500 gr      2) 500 gr
·         Berat air 500 mL                  B         = 1) 460 gr      2) 460 gr
·         Berat contoh dalam air        C         = 1) 780 gr      2) 787 gr
·         Berat contoh dalam air rata-rata      = 780 gr
·         Berat Jenis Asli Pasir                                   =
=          
=  2,778
2)      Pengolahan Data Percbaan Berat Jenis untuk Agregat Halus dalam Kondisi Kadar Air SSD (absorbsi)
·         Berat contoh                                   A         = 1) 500 gr      2) 500 gr
·         Berat air 500 mL                 B         = 1) 460 gr      2) 460 gr
·         Berat contoh dalam air        C         = 1) 790 gr      2) 780 gr
·         Berat contoh dalam air rata-rata     = 785 gr
·         Berat Jenis SSD Pasir                     =
                                                                                                                                    =
                                                                                                                                    = 2,857

H.    KESIMPULAN
1.       Dari hasil percobaan berat isi agregat halus kondisi kadar air asli dan SSD (absorbsi) diperoleh kesimpulan :
a.     Berat isi agregat halus berkadar air asli pada keadaan :
·         gembur      =1,496 kg/dm3
·         padat         =1,743 kg/dm3
b.    Berat isi agregat halus berkadar air SSD (absorbsi) pada keadaan :
·         gembur      =1,496 kg/dm3
·         padat         =1,781 kg/dm3
2. Dari hasil percobaan berat jenis agregat halus adalah sebagai berikut:
a)    Berat jenis agregat halus kadar air asli adalah 2,778
b)    Berat jenis agregat halus kadar air SSD (absorbsi) adalah 2,857
Maka berdasarkan ACI EI-3 Aggregates for Concrete, agregat halus ini baik digunakan untuk beton karena dalam diantara batas berat jenis normal agregat yaitu 2.30-2.90.



  1. SARAN
1.      Pengukuran yang dilakukan dalam praktikum harus benar-benar teliti untuk meminimalisir kesalahan pengukuran.
2.      Setelah pengisian air sebesar 90% dari batas maksimum pada picnometer, hendaknya dilakukan pengguncangan terhadap benda uji hingga gelembung benar-benar hilang dan rongga-rongga terisi semua dengan air.

J.      LAMPIRAN
1.    Data analisa agregat halus.
2.    Gambar timbangan.
3.    Gambar Cawan
4.    Gambar Silinder berlubang
5.    Gambar Bejana gelas
6.    Gambar Kerucut terpancung


K.    DAFTAR PUSTAKA
SNI 03-4804-1998
Revisi SNI 03-1737-1989.
            ACI EI-3 Aggregates for Concrete


Tidak ada komentar :

Posting Komentar