LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN
BAB I
PERCOBAAN
I-A
KANDUNGAN
LUMPUR DALAM AGREGAT HALUS
A.
LATAR
BELAKANG
Kandungan lumpur adalah lumpur yang terkandung
dalam agregat halus, dimana lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui
ayakan 0,063 mm. Dalam percobaan kandungan lumpur agregat halus dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu cara kocokan dan cara cucian.
B.
MAKSUD
DAN TUJUAN
1.
Menerangkan prosedur pelaksanaannya.
2.
Menentukan
banyaknya kandungan butir lebih kecil dari 50 micron (lumpur)
yang terdapat dalam agregat halus.
C.
ALAT DAN
BAHAN
- Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
- Bejana gelas diameter 10 cm, tinggi 20 cm,
1 buah
- Pengaduk dari kayu
- Cawan
- Oven
- Pasir kering 2 jenis
- Air
D.
PROSEDUR
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Berdasarkan
SNI 03-4141-1996
1.
Menimbang
pasir kering ± 200 gram (kering oven).
2.
Pasir ± 200 gram dimasukkan ke dalam bejana
gelas diameter 10 cm setinggi 20 cm.
3.
Lalu menuangkan air ke dalam bejana gelas
sampai pasir jenuh air, dan air mencapai ketinggian ± 12 cm di atas permukaan
pasir.
4.
Kemudian
diaduk perlahan-lahan sampai keruh, dan didiamkan selama ± 1 menit.
5.
Air
dibuang perlahan-lahan dari bejana sampai air tinggal setengahnya (cara
menuangnya harus sedemikian rupa sehingga pasir tidak ikut terbuang).
6.
Penambahan
air bersih diulangi sampai setinggi ± 12 cm di atas permukaan pasir.
7.
Kemudian
diaduk perlahan-lahan sampai keruh diamkan selama ± 1 menit.
8.
Air
dituang atau dibuang dari bejana sampai air tinggal setengahnya.
9.
Pencucian
dilakukan berkali kali sehingga air menjadi tetap jernih setelah diaduk.
10. Sisa contoh pasir yang telah dicuci dipanaskan dalam
oven sampai kering. Setelah kering dan dingin pasir ditimbang
dengan teliti.
11.
Selisih
berat semula dengan berat setelah dicuci adalah bagian yang hilang (kandungan
lumpur atau butiran <50 micron).
12.
Percobaan
dilakukaan 2 kali, kemudian dihitung hasil rata-ratanya.
E.
HASIL
PERCOBAAN
· Percobaan
1
a. Berat Pasir mula – mula = 200 gram
b. Berat Pasir setelah dicuci = 194 gram
c. Berat Lumpur =
6 gram
· Percobaan
2
a. Berat Pasir mula – mula = 200 gram
b. Berat Pasir setelah dicuci = 196 gram
c. Berat Lumpur =
4 gram
F.
SYARAT
DAN KETENTUAN
PBI 1971 N.I-2
(pasal 3.3 ayat 3 Agregat
Halus (Pasir)).
Agregat
halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat
kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian – bagian yang dapat melalui
ayakan 0,063 mm. Apabila kandungan lumpur melampaui 5%, maka
agregat halus harus dicuci.
G.
PEMBAHASAN
|
|
a. Percobaan
1
Berat pasir mula - mula = 200 gr
Berat pasir setelah dicuci = 194 gr
Berat lumpur = 6 gr
Jadi kandungan lumpur =
b. Percobaan
2
Berat pasir semula = 200 gr
Berat setelah dicuci = 196 gr
Berat lumpur = 4 gr
Jadi kandungan lumpur =
c.
Rata – rata
kandungan lumpur =
H. KESIMPULAN
Rata-rata kandungan lumpur dengan pencucian
hasilnya sebesar 2.5 %. Nilai ini memenuhi syarat PBI 1971 N.I-2
(pasal 3.3 ayat 3 Agregat
Halus (Pasir)) yaitu agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa agregat halus ini memenuhi persyaratan bahan
bangunan yang baik untuk digunakan
sebagai bahan kontruksi
I.
SARAN
a. Dalam
percobaan kandungan lumpur dengan pencucian harus dilakukan dengan hati-hati
agar pasir tidak ikut hilang.
b. Untuk
kandungan lumpur yang melebihi batas yang diijinkan yaitu >5%, dapat digunakan
untuk dasar paving block (untuk
meratakan tanah) atau pasir tersebut dicampur dengan mutu pasir yang bagus hingga menaikkan mutu
pasir yang memenuhi standar PBI 1971 N.I-2 (pasal 3.3 ayat 3 Agregat Halus (Pasir)),
atau pasir tersebut dicuci dahulu agar kandungan lumpur hilang.
c. Jika
kandungan lumpur < 5% dapat digunakan untuk bahan konstruksi.
J.
LAMPIRAN
1. Data
pemeriksaan pasir
2. Gambar
gelas ukur
3. Gambar
timbangan
4. Gambar
oven
5. Gambar
Cawan
6. Gambar
percobaan lumpur
K.
DAFTAR
PUSTAKA
SNI 03-4141-1996
PBI
1971 N.1-2 (pasal 3.3 ayat 3)
PERCOBAAN I-B
ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS
LATAR BELAKANG
Agregat
halus adalah agregat yang memiliki butiran dengan diameter terbesar 4,75mm.
Modulus kehalusan adalah jumlah persen tertinggal kumulatif pada tiap-tiap
ayakan yang diameter lubangnya berbanding dua kali lipat, dimulai dari ayakan
berukuran lubang 0,15 mm, dibagi dengan 100.
MAKSUD DAN TUJUAN
1. Mengetahui
gradasi kehalusan pasir.
2. Menentukan
modulus kehalusan pasir.
ALAT DAN BAHAN
1.
Satu set
saringan untuk agregat halus terdiri
atas :
Ø9,52 mm ; Ø4,76 mm ;Ø2,36 mm ; Ø1,18 mm ; Ø0,6mm ; Ø
0,25 mm ; Ø0,15 mm ;Ø0,074 mm, dan
pan.
2. Pasir yang sudah kering dari oven sebanyak 1000 gram.
3.
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
4.
Sikat atau kuas.
5.
Cawan.
6.
Mesin pengguncang saringan / mesin vibrator.
7.
Oven.
8.
Stopwatch.
PROSEDUR PELAKSANAAN
PERCOBAAN
1.
Menyiapkan
pasir kering yang telah dioven sebanyak 1000 gram sebagai ukuran berat.
2.
Kemudian
susun saringan secara urut, diameter terbesar di atas dan diameter yang lebih
kecil di bawah.
3.
Pasir
kemudian dituangkan ke dalam saringan paling atas, penyaringan dilakukan dengan
menggoyangkan saringan selama 10 menit dengan mesin vibrator.
4.
Lalu
didiamkan selama 5 menit setelah proses penggoyangan selesai, hal ini
dimaksud agar debu-debu yang ada dalam saringan mengendap..
5.
Penyaringan
dilakukan dengan teliti (maksimum kehilangan berat yang diijinkan sebanyak 1%
dari berat semula).
6.
Sisa
pasir masing-masing saringan di atas ditimbang dengan ketelitian 1 gram.
7. Selanjutnya
mencatat hasil percobaan saringan dalam daftar.
8.
Percobaan
diulangi lagi untuk yang kedua kalinya.
HASIL PERCOBAAN
Tabel I-B.1. Analisa saringan.
DIAMETER SARINGAN (mm)
|
SISA DIATAS SARINGAN
|
JUMLAH SISA KUMULATIF
|
JUMLAH YANG LOLOS (%)
|
|||
Saringan I (gram)
|
Saringan II (gram)
|
Rata-Rata
|
||||
Gram
|
%
|
|||||
9,25
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0,00
|
100,00
|
4,76
|
10
|
10
|
10
|
1,01
|
1,01
|
98,99
|
2,36
|
60
|
100
|
80
|
8,04
|
9,05
|
90,95
|
1,18
|
120
|
150
|
135
|
13,57
|
22,61
|
77,39
|
0,6
|
220
|
220
|
220
|
22,11
|
44,72
|
55,28
|
0,25
|
260
|
240
|
250
|
25,13
|
69,85
|
30,15
|
0.15
|
150
|
140
|
145
|
14,57
|
84,42
|
15,58
|
0.074
|
128
|
106
|
117
|
11,76
|
96,18
|
3,82
|
0
|
48
|
28
|
38
|
3,82
|
100,00
|
0,00
|
Jumlah
|
996
|
994
|
995
|
100,00
|
Contoh perhitungan (pada
saringan diameter 2,36 mm) :
Ø Perhitungan
rata-rata berat
Ø
Perhitungan rata-rata persentase
Ø Perhitungan
jumlah persentase yang lolos
100,00%
-1,01%-8,04% =
90,95%
Ø Perhitungan
jumlah persentase sisa kumulatif
100%-90,95% =
9,05%
Modulus kehalusan butir (FM)
= 2,32
Tabel I-B.2.
Analisa saringan menurut PBI 1971 N.1-2 pasal 3.3 ayat 5.
SISA
DI ATAS SARINGAN
|
SYARAT
PBI 1971
|
HASIL
PERCOBAAN
|
KESIMPULAN
|
4 mm
|
min 2 % berat
|
1,01
|
Tidak Memenuhi
|
1 mm
|
min 10 % berat
|
22,61
|
Memenuhi
|
0,25 mm
|
antara 80-90 %
|
69,85
|
Tidak Memenuhi
|
Berat rata-rata
awal = 1000 gram
Berat rata-rata
setelah disaring = 995 gram
Kehilangan berat rata-rata = 5 gram
Persentase kehilangan berat =
x 100 % = 0,5 %
SYARAT DAN KETENTUAN
Menurut PBI 1971 N 1-2
(pasal 3.3 AGREGAT HALUS (PASIR))
v Pasal
3.3 ayat 2
Pasir halus terdiri dari butiran
yang tajam dan keras serta sifatnya kekal, artinya tidak pecah atau tidak
hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari, kelembaban, hujan dan
perubahan suhu udara.
v Pasal
3.3 ayat 3
Pasir tidak boleh mengandung
lumpur lebih dari 5 % (maksudnya bagian yang lolos melalui saringan 0,074 mm).
Apabila kadar lumpur dalam pasir melebihi 5 %, maka pasir harus dicuci dahulu
sebelum digunakan sebagai bahan bangunan.
v Pasal
3.3 ayat 5
Pasir halus terdiri dari butiran
ayakan yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan
yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat (1), harus memenuhi syarat sebagi berikut
:
a. Sisa
di atas ayakan diameter 4 mm, minimal 2 % berat.
b. Sisa
di atas ayakan diameter 1 mm, minimal 10 % berat.
c. Sisa
di atas ayakan diameter 0,25 mm, harus berkisar antara 80 % sampai dengan 90 %
berat.
2. Menurut
ASTM C33-03
v Pasal
6.1
Analisa agregat halus harus di
nilai dalam batas – batas sebagai berikut :
Saringan (
Spesifikasi E 11 )
|
Persen Lolos
|
9,5 mm
(3/8-in.)
|
100
|
4,75 mm (No.
4)
|
95-100
|
2,36 mm (No.
8)
|
80-100
|
1.18 mm (No.
16)
|
50-85
|
600-m (No. 30)
|
25-60
|
300-m (No. 50)
|
10-30
|
150-m (No.
100)
|
2-10
|
3. Menurut
PUBI 1970 N.I-3 (pasal 14 PASIR)
Tabel derajat kehalusan pasir
Jenis pasir
|
Modulus kehalusan
|
Sisa pada saringan 0,063 mm
|
Sangat kasar
|
3,6
|
75 – 80 %
|
Kasar
|
2,5 – 3,5
|
50 – 75 %
|
Sedang
|
2,0 – 2,4
|
35 – 50%
|
Halus
|
1,6 – 1,9
|
25 – 35 %
|
Sangat halus
|
1,1 – 1,5
|
7 – 20 %
|
PEMBAHASAN
|
|||||||
|
|||||||
|
|||||||
|
|||||||
|
|||||||
|
|||||||
|
|||||||
|
|||||||
1.
Dalam
pengujian pasir Muntilan digunakan susunan ayakan dengan urutan
Ø9,52 mm ; Ø4,76 mm ;Ø2,36 mm ; Ø1,18 mm ; Ø0,6mm ; Ø 0,25
mm ; Ø0,15 mm ;Ø0,047 mm, dan pan.
2.
Pada
percobaan di atas persentase
jumlah pasir terbanyak sebesar 25,13% pada
saringan berdiameter 0,25mm dan persentase terbanyak kedua adalan 22,11 % pada
saringan berdiameter 0,6mm.
3.
Persentase kehilangan berat sebesar 0,5 % dari
berat awal, angka tersebut di dapat dengan cara membagi selisih berat awal
dengan berat setelah disaring dengan berat awal lalu dikalikan 100%.
4.
Modulus
kehalusan pasir (FM) adalah bilangan yang menunjukkan derajat kehalusan pasir. Pada
percobaan ini FM nya adalah 2,32.
KESIMPULAN
- Pasir ini memiliki butiran ayakan yang
beraneka ragam besarnya, tetapi tidak memenuhi persyaratan sisa pasir di
atas ayakan menurut PBI 1971 N 1-2 pasal
3.3 ayat 5.
- Modulus kehalusan (FM) pada percobaan ini
adalah 2,32. Hasil ini sesuai dengan syarat agregat halus menurut CDR-C
104.80 pasal 3.1 yaitu nilai dari modulus kehalusan (FM) untuk agregat
halus secara umum berada di antara 2,00-4,00.
- Modulus kehalusan pada percobaan ini
adalah 2,32. Sehingga dikategorikan sebagai pasir sedang menurut PUBI
N.1-3 1970 pasal 14.
- Pada saringan 0,25 – 9,52 agregat halus
memenuhi standart ASTM C 33-03 pasal 6.1 karena grafik tersebut diantara
batas atas dan batas bawah. Akan tetapi, pada saringan 0,075-0,25 agregat
halus tidak memenuhi standart ASTM C 33-03 pasal 6.1 karena grafik keluar
dari batas yang ditentukan sehingga agregat disaringan 0,075-0,25 terlalu
halus.
SARAN
Untuk
menjaga mutu pasir baik kandungan fisik maupun kimiannya agar tetap stabil, sebaiknya pasir disimpan di tempat yang tidak lembab atau
kering.
Untuk
pasir dengan gradasi halus, dapat digunakan untuk dasar paving block (untuk meratakan tanah) atau pasir tersebut dicampur dengan mutu pasir yang bagus
hingga menaikkan mutu pasir yang memenuhi standar PBI 1971 N.1-2.
LAMPIRAN
Data analisa saringan
agregat halus.
Grafik Pembagian butir
agregat halus.
Gambar mesin
pengguncang saringan.
Gambar cawan
Gambar saringan
Gambar timbangan
DAFTAR PUSTAKA
PBI 1971 N. 1-2 (Pasal
3.3 ayat 5)
ASTM C33-03 (Pasal 6.1
dan 6.2)
SNI 03-6819-2002
CDR-C 104-80
PERCOBAAN I-C
KADAR AIR ASLI DAN KADAR AIR SSD (ABSORBSI) DALAM
AGREGAT HALUS
A.
LATAR
BELAKANG
Kadar air asli dan SSD merupakan
perbandingan antara berat air dalam pasir kondisi asli dan SSD dengan berat
pasir kondisi asli yang dinyatakan dalam persentase. SSD adalah perbandingan
pada agregat dimana tidak terdapat air pada permukaannya tetapi pada rongganya
terisi oleh air sehingga tidak mengakibatkan penambahan maupun pengurangan
kadar air dalam beton.
B.
MAKSUD
DAN TUJUAN
1. Mengetahui
penyerapan air agregat halus.
2. Menentukan
persentase air yang terkandung dalam agregat halus, dalam hal ini agregat yang
digunakan sebagai bahan percobaan meliputi kadar air asli agregat halus dan
kadar air SSD agregat halus.
C.
ALAT
DAN BAHAN
1. Timbangan
dengan ketelitian 0,01 gram
2. Oven
pengering
3. Cawan
4. Kerucut
terpancung
5. Penumbuk
6. Agregat
halus kondisi kadar air asli dan kadar air SSD masing-masing 500 gram.
D.
PROSEDUR
PELAKSANAAN PERCOBAAN
1. Penentuan
SSD agregat halus
a. Pertama,
membuat campuran agregat halus kering (setelah dioven) yang ditambah air
bersih, kemudian benda uji dimasukkan dalam kerucut terpancung dengan ditumbuk
10 kali tiap sepertiga bagian yang telah terisi.
b. Kerucut dibersihkan
dari agregat yang diluar cetakan kerucut, kemudian angkat kerucut terpancung
dengan arah vertikal dan periksa hasil cetakan.
Kering SSD Basah
Kering SSD Basah
c. Hasil
cetakan menunjukan pasir dalam keadaan SSD, jika penurunannya tidak terlalu
besar atau kecil. Jika keadaan terlalu basah maka keringkan bahan uji dan jika
keadaan terlalu kering tambahkan air.
2. Cara
kerja untuk pengujian agregat halus kadar air asli dan SSD :
Berdasarkan : SNI 03-1971-1990
a.
Pertama,
meletakkan cawan di atas timbangan yang terlebih dahulu skala yang terlihat
diatur pada posisi angka nol.
b.
Memasukkan
benda uji ke dalam cawan dan menimbang beratnya (W1)
c.
Kemudian
benda uji berikut cawannya dikeringkan dalam oven dengan suhu sebesar 110±5 oC
sampai benda uji tetap.
d.
Menimbang
berat benda uji dengan prosedur penimbangan yang sama dengan sebelumnya (W2).
e.
Selanjutnya
menghitung kadar air agregat halus
f.
Kadar
Air = X 100 %
E.
HASIL
PERCOBAAN
Melalui hasil percobaan yang telah
dilakukan, dapat diketahui agregat halus berupa:
1. Agregat
halus berkadar air asli pada percobaan sebanyak 500 gram, mempunyai nilai
a. Berat
kering rata-rata =
470 gram
b. Kadar
air asli =
6 %
2. Agregat
halus berkadar air SSD pada percobaan sebanyak 500 gram, mempunyai nilai
a. Berat
kering rata-rata =
487,5 gram
b. Kadar
air SSD =
2,5 %
F.
SYARAT
DAN KETENTUAN
1. Menurut
Revisi SNI 03-1737-1989 pasal 5.1.1 A ayat 5 yang berbunyi “Penyerapan air oleh
agregat maksimum 3%.”
G.
PEMBAHASAN
1. Data
a. Agregat
halus dengan benda uji pasir berkadar air asli
·
Benda uji 1) = W1 =
500 gram
·
Berat Kering 1) = W2 = 460
gram
·
Benda uji 2) = W1 =
500 gram
·
Berat kering 2) = W2 = 480
gram
b. Agregat
halus dengan benda uji pasir berkadar air SSD
·
Benda uji 1) = W1 =
500 gram
·
Berat Kering 1) = W2 = 495
gram
·
Benda uji 2) = W1 =
500 gram
·
Berat kering 2) = W2 = 480
gram
2. Pengolahan
Data
a. Agregat
halus dengan benda uji pasir berkadar air asli
·
Berat kering rata-rata = berat rata-rata W2
=
=
= 470
gram
·
Berat air =
(500 – 470 ) gram
= 30
gram
·
Kadar air asli = x 100%
=
6 %
b. Agregat
halus dengan benda uji pasir berkadar air SSD
·
Berat kering rata-rata = berat rata-rata W2
=
=
= 487,5
gram
·
Berat air =
(500 – 487,5 ) gram
=
12,5 gram
·
Kadar air SSD = x 100%
= 2,5 %
H.
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan agregat halus
kadar air asli dan agregat halus kadar
air SSD diperoleh kesimpulan :
1. Kadar
air asli agregat halus pada percobaan adalah 6%
2. Kadar
air SSD agregat halus pada percobaan adalah 2,5%
Agregat halus dalam keadaan kadar
air asli lebih besar dari agregat halus kadar air SSD, karena agregat halus
kadar air asli terkena air hujan sesaat sebelum praktikan melakukan praktikum.
I.
SARAN
1.
Agar kadar air yang terkandung dalam
agregat halus sesuai dengan syarat bahan bangunan, maka agregat halus perlu
disimpan. Penyimpanan agregat halus dilakukan pada ruangan tertutup maupun
terbuka. Apabila penyimpanannya dilakukan dalam ruangan terbuka, maka agregat
halus harus dilindungi dari air hujan yang dapat meningkatkan kadar air dalam
agregat.
2.
Agregat halus yang baik untuk bahan
bangunan adalah agregat halus yang memenuhi persyaratan. Agregat halus yang
terlalu kering, sebaiknya ditambahkan air secukupnya hingga mencapai kadar air
yang sesuai dengan persyaratan. Apabila agregat halus terlalu basah, maka
sebelum digunakan sebagai bahan bangunan, agregat halus tersebut harus
dikeringkan hingga mencapai batas kadar air yang ditentukan agar dapat
digunakan sebagai bahan bangunan.
J.
LAMPIRAN
1. Data analisis agregat halus.
2. Gambar timbangan.
3. Gambar cawan.
4. Gambar oven pengering.
5. Gambar Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
6. Gambar Kerucut terpancung dan Penumbuk
K.
DAFTAR PUSTAKA
SNI 03 – 1971 - 1990
Revisi SNI 03-1737-1989 pasal 5.1.1 A ayat (5)
PERCOBAAN
I-D
BERAT
JENIS DAN BERAT ISI AGREGAT HALUS
- LATAR
BELAKANG
Berat jenis merupakan perbandiangan relatif
antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni dalam volume yang
sama.
- MAKSUD DAN TUJUAN
1. Memberikan
penjelasan mengenai prosedur pelaksanaan percobaan.
2.
Menentukan
berat isi asli dan berat isi SSD (absorbsi) pada agregat halus.
3.
Dapat menentukan berat jenis agregat
halus.
- ALAT DAN BAHAN
1. Timbangan
dengan ketelitian 0,01 gram
2. Cawan
3. Silinder
berlubang
4. Batang
besi diameter 16 mm dan panjang 60 cm
5.
Agregat halus kondisi asli dan SSD
(absorbsi) masing-masing 1000 gram
6.
Kerucut
terpancung
7.
Bejana gelas
8.
Air bersih
D. PROSEDUR
PELAKSANAAN PERCOBAAN
1.
Pengujian SSD agregat halus
a.
Pertama, membuat campuran
agregat halus kering (yang telah
dioven) yang ditambah air bersih, kemudian benda uji
dimasukkan ke dalam kerucut terpancung lalu ditumbuk 10 kali tiap lapisan untuk tiga
lapisan pengisiannya.
b.
Kerucut dibersihkan
dari butiran agregat yang di luar cetakan, kemudian cetakan diangkat secara
vertikal dan hasil cetakan tersebut diperiksa.
Kering SSD Basah
Kering SSD Basah
c. Hasil
cetakan menunjukkan pasir dalam keadaan SSD, jika penurunannya tidak terlalu
besar/kecil. Jika agregat dalam keadaan basah maka perlu dikeringkan, dan sebaliknya
jika agregat dalam keadaan kering maka ditambahkan air.
2.
Cara
kerja untuk pengujian berat isi agregat halus asli dan agregat halus SSD
(absorbsi).
Berdasarkan: SNI 03-4804-1998
a.
Masukkan
agregat halus kedalam silinder berlubang
hingga sepertiga bagian.
b.
Tumbuk dengan
batang besi sebanyak 25 kali.
c.
Masukkan lagi
dua pertiga bagian lalu tumbuk lagi dengan batang besi sebanyak 25 kali.
d. Masukkan lagi pasir hingga penuh lalu tumbuk lagi
dengan batang besi sebanyak 25 kali.
e.
Ratakan
permukaan dengan batang besi.
f.
Timbang berat
pasir yang ada dalam silinder.
g.
Berat isi =
berat pasir dibagi dengan volume silinder.
h.
Untuk berat
gembur tidak ditumbuk dengan batang besi, tetapi hanya diketukkan ke tanah sebanyak 25
kali.
3.
Cara kerja untuk pengujian
berat jenis agregat halus dengan kondisi agregat halus asli dan agregat halus
SSD (absorbsi).
a.
Menimbang agregat halus dalam kondisi
kadar air asli dan dalam kondisi kadar air SSD, masing-masing sebesar 500 gr
(A) dan memasukkan ke dalam picnometer/gelas ukur.
b.
Menimbang air 500 mL (B)
c.
Memasukkan air bersih mencapai 90% isi
picnometer, memutar sambil mengguncang
sampai tidak terlihat gelembung udara di dalamnya.
d.
Menambahkan air sampai pada tanda batas
500 mL.
e.
Menimbang picnometer berisi air dan benda
uji (C).
E.
HASIL
PERCOBAAN
1. Berat Isi
a.
Agregat halus
berkadar air asli
o Berat isi pada keadaan gembur = 1,496 kg/dm3
o Berat isi pada keadaan padat = 1,781 kg/dm3
b.
Agregat halus
berkadar air SSD (absorbsi)
o Berat isi pada keadaan gembur =
1,496 kg/dm3
o Berat isi pada keadaan padat = 1,781 kg/dm3
2.
Berat Jenis
a.
Data percobaan untuk agregat halus dalam
kondisi kadar air asli
o
Berat contoh A = 1) 500 gr 2) 500 gr
o
Berat air 500 mL B = 1) 460
gr 2) 460 gr
o
Berat contoh dalam air C =
1) 780 gr 2) 780 gr
b. Data
percobaan untuk agregat halus dalam kondisi kadar air SSD
o
Berat contoh A =
1) 500 gr 2) 500 gr
o
Berat air 500 mL B = 1) 460 gr 2) 460 gr
o
Berat contoh dalam air C = 1) 79 0 gr 2)
780 gr
- SYARAT DAN KETENTUAN
1. Menurut
Revisi SNI 03-1737-1989” pasal 5.1.1 A ayat (6)
Berat jenis ( bulk specific gravity ) agregat kasar dan agregat halus minimum 2,5
dan perbedannya tidak boleh lebih dari 0,2.
- PEMBAHASAN
a.
Berat Isi
Untuk menghitung berat isi pasir berkadar air asli
dan berat isi pasir berkadar air SSD (absorbsi) dapat dilakukan dengan cara memasukkan benda uji ke dalam tabung
besi dalam keadaan gembur dan padat.
Dengan cara itu kita
menghitung sendiri berat dari agregat serta volume tabung yang dapat juga
menunjukkan volume dari agregat itu sendiri. Untuk keadaan padat, pasir
dipadatkan dengan menggunakan batang besi diameter 16 mm, panjang 60 cm
sebanyak 25 kali disetiap sepertiga lapisannya.
1)
Berat isi pasir berkadar air asli
·
gembur = 42200 gr : 2941.67cm3 = 1,496 kg/dm3
·
padat = 5130 gr : 2941.67cm3 = 1,743 kg/dm3
2)
Berat isi
pasir berkadar air SSD (absorbsi)
·
gembur = 4400gr : 2941.67cm3 = 1,496
kg/dm3
·
padat = 5240 gr : 2941.67cm3 =
1,781 kg/dm3
b.
Berat Jenis
Berat jenis agregat halus
adalah massa padat agregat di udara dibagi massa air dengan volume sama dan
pada suhu sama (ACI EI-3, Agregate for Concrete: 3.2.1 Definition).
1)
Pengolahan Data Percobaan Berat Jenis
untuk Agregat Halus dalam Kondisi Kadar Air Asli
·
Berat contoh A
= 1) 500 gr 2) 500 gr
·
Berat air 500 mL B = 1) 460 gr 2) 460 gr
·
Berat contoh dalam air C =
1) 780 gr 2) 787 gr
·
Berat contoh dalam air rata-rata = 780 gr
·
Berat Jenis Asli Pasir =
=
= 2,778
2)
Pengolahan Data Percbaan Berat Jenis
untuk Agregat Halus dalam Kondisi Kadar Air SSD (absorbsi)
·
Berat contoh A =
1) 500 gr 2) 500 gr
·
Berat air 500 mL B = 1) 460 gr 2) 460 gr
·
Berat contoh dalam air C = 1) 790 gr 2) 780 gr
·
Berat contoh dalam air rata-rata = 785 gr
·
Berat Jenis SSD Pasir =
=
= 2,857
H. KESIMPULAN
1. Dari hasil
percobaan berat isi agregat halus kondisi kadar air asli dan SSD (absorbsi)
diperoleh kesimpulan :
a. Berat isi agregat halus berkadar air asli pada
keadaan :
·
gembur =1,496 kg/dm3
·
padat =1,743 kg/dm3
b. Berat isi agregat halus berkadar air SSD (absorbsi)
pada keadaan :
·
gembur =1,496 kg/dm3
·
padat =1,781 kg/dm3
2. Dari
hasil percobaan berat jenis agregat halus adalah sebagai berikut:
a)
Berat jenis agregat halus kadar air asli
adalah 2,778
b) Berat
jenis agregat halus kadar air SSD (absorbsi) adalah 2,857
Maka berdasarkan ACI EI-3 Aggregates for Concrete, agregat halus
ini baik digunakan untuk beton karena dalam diantara batas berat jenis normal
agregat yaitu 2.30-2.90.
- SARAN
1. Pengukuran yang dilakukan dalam praktikum harus benar-benar
teliti untuk meminimalisir kesalahan pengukuran.
2. Setelah pengisian air sebesar 90% dari batas maksimum pada
picnometer, hendaknya dilakukan pengguncangan terhadap benda uji hingga
gelembung benar-benar hilang dan rongga-rongga terisi semua dengan air.
J.
LAMPIRAN
1.
Data analisa
agregat halus.
2.
Gambar
timbangan.
3.
Gambar Cawan
4.
Gambar Silinder berlubang
5.
Gambar Bejana
gelas
6.
Gambar Kerucut
terpancung
K. DAFTAR
PUSTAKA
SNI 03-4804-1998
Revisi SNI
03-1737-1989.
ACI EI-3 Aggregates
for Concrete